Minggu, 21 April 2013

Comfort Zone



 _Untuk kartini-kartiniku_


Seorang wanita pegawai bank yang prestasinya bagus dan akan diangkat pegawai tetap memilih keluar karena merasa tidak sesuai dengan suara hatinya. Dia memilih berwirausaha dengan membuka kedai mie pedas sambil menyalurkan hobi memasaknya. Seorang teman wanita yang sudah dua tahun menjadi editor bahasa di salah satu koran nasional memilih berhenti dan memulai bisnis onlinenya sambil memulai karier menulis. Alasannya sepele karena ia ingin menjadi penulis. Seorang teman wanita yang lain sampai bertengkar dengan orang tuanaya karena perbedaan keinginan. Ia ingin menjadi dosen meskipun gajinya lebih kecil daripada menjadi staf akuntan (profesi sebelumnya) di salah satu perguruan tinggi terkemuka. Ia berharap dengan menjadi dosen memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah serta lebih bisa mendedikasikan ilmunya.


Salahkah keinginan mereka, para wanita itu. Mereka ingin mengerjakan suatu hal yang sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Bodohkah mereka meninggalkan karier yang sedemikian bagus dengan jaminan finansial yang pasti setiap bulannya. Mereka memilih keluar dari tempatnya bekerja meskipun selanjutnya tidak ada jaminan finansial yang pasti setiap bulannya. Namun, mereka menemukan apa yang mereka cari dan hal itu tidak diperoleh di tempat kerja sebelumnya. Kenyamanan, hobi yang tersalurkan, tekanan kerja yang berkurang akibat mengerjakan pekerjaan yang tidak dikehendaki, kebutuhan aktualisasi diri yang terpenuhi dan tentunya tetap mendapatkan penghasilan.


Sebagai teman saya mendukung penuh keputusan mereka karena saya tidak tahan melihat orang yang bekerja tetapi tersiksa batinnya meskipun penghasilannya banyak. Paling tidak ketika bekerja, tidak hanya kebutuhan finansial saja yang tepenuhi tetapi kebutuhan lainnya yang justru lebih urgent bisa terpenuhi. Seperti kebutuhan dihargai sesuai kemampuan, bakat dan minatnya. Kenyamanan saat bekerja, kepuasan batin terhadap kinerja yang tentunya tidak hanya dirasakan oleh atasan tetapi bawahan sebagai pelaku seharusnya lebih merasa puas. Berkurangnya tekanan kerja yang tidak pada tempatnya. Serta yang lebih penting rasa cinta, memiliki, bangga terhadap pekerjaan. Itu yang paling penting.


Saya pikir, mereka, para wanita teman saya itu termasuk orang yang beruntung, karena berani mengambil keputusan untuk memilih apa yang menjadi impian mereka meskipun dengan finansial yang belum pasti. Namun, keberaniannya itu membuat saya merenung. Betapa banyak wanita lain yang harus bekerja karena keharusan memiliki penghasilan sendiri atau penghasilan tambahan untuk keluarganya bahkan terkadang apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan imbalan yang diperoleh. Betapa kebutuhan akan finansial saat bekerja mengalahkan kebutuhan untuk dihargai sesuai potensi, berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri, dan kebutuhan untuk mencintai dan menghormati diri sendiri, mencintai dan memiliki dedikasi terhadap pekerjaan. Tidak mudah memang, tetapi keberanian mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyaman sangat luar biasa.



Banyumas, 21 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar