Kamis, 22 Mei 2014

Tentang Berbagi Dengan Lelaki Tak istimewa

.. firasat ini, rasa rindukah atau kah hanya bayang,,

Kadangkala kanal hidup mengantarkan kita pada arah yang tak tentu. Kadang satu arah tetapi penuh onak duri terkadang berlawanan arah tetapi ketemu jalan buntu.  Muara yang menjadi ujung perjalanan memiliki banyak rasa. Itu pasti. Dan di setiap persinggahan selalu tercipta ending yang memudahkan kita melanjutkan cerita. Bukan membuat cerita baru loo… Tuhan Yang Maha Kasih selalu memberi sinyal di setiap pergantian cerita. Ada banyak bahasa yang dicipta Tuhan untuk menyampaikan pesannya. Hanya, manusia sering tidak memahami bahasa Tuhan termasuk bahasa hati – firasat. Yah, konon firasat adalah bahasa hati yang terlupa. Manusia sering mengabaikannya bahkan memilih mematikan hati.

Dan kanal hidupku dimulai di fase ini. Fase yang membuatku memiliki keinginan untuk lebih serius dengan jalan hidupku. Serius dengan mimpi-mimpiku. Serius dengan segala dedikasiku. Serius dengan apa yang sudah dirahmatkan Tuhan untukku. Dan serius untuk tidak hanya hidup untukku, tetapi untukmu. Yah, ini tentang seorang lelaki memang. Dia bukan lelaki sederhana seperti yang pernah kuceritakan. Dia seorang lelaki biasa saja. Boleh kukatakan dia lelaki tak istimewa. Tidak istimewa karna aku tak bisa jatuh cinta padanya (bisa jadi belum), tetapi saya berani bertaruh berbagi kanal hidup dengannya. Aku pasti telah gila..! ha ha ha

Jika jatuh cinta adalah dasar memulai hubungan, maka aku tidak termasuk di dalamnya. Aku memilih tidak jatuh cinta tetapi mencintai untuk membangun sebuah hubungan.

Tuhan tak pernah mengacuhkanku. Ia mengirimkan pertanda. Firasat itu datang dan terwujud sampai hari ini saat aku tak acuh. Aku menanggapinya. Aku mau diperjalankan Tuhan hingga hari ini. Aku mau mengikuti prosesMu.  Tidak mudah. Onak selalu hadir. Dan jika sampai ada hari ini bukan sebuah takaran aku sukses, tetapi aku telah melewati fase-fase itu beserta endingnya.

Tuhan, bersama lelaki tak istimewa yang Kau kirimkan aku ingin menjalani hidup sebagai manusia. Makhluk termulya yang pernah Kau cipta. Aku tak ingin hidupku berubah jadi malaikat atau iblis. Berbagi cerita, berbagi mimpi, berbagi rasa, berbagi hati. Biarlah aku jatuh cinta di waktu yang tak pernah kuduga. Biarlah cintaku bersemi saat kematangan telah menjemput. Biarlah waktu memproses rasa itu, saat Tuhan tak pernah lindap dengan kasih sayangnya, pun hidup kita. Tak pernah lindap dari kasih sayang. Saling hormat, saling bijak, saling peka, saling mengisi, saling percaya, saling setia, saling memberi, saling menerima, saling belajar untuk apapun.

Percaya atau tidak, berbuat kebaikan tanpa mengharap balasan, justru mendatangakan balasan tak terduga dari Tuhan Yang Maha Baik. Dan saya percaya itu. Kebaikan inilah yang ingin kubangun bersamamu, mas gus,,, until the end..!


Jogja istimewa, 22 Mei 2014 <saat pijakan itu mulai kita rencanakan>