Ken Dedes berasal dari desa Panawijen, putri seorang pertapa
bernama Mpu Purwa. Saat Mpu Purwa sedang keluar rumah, seorang akuwu bernama
Tunggul Ametung bertemu Ken Dedes dan langsung jatuh hati pada kecantikan gadis
Panawijen itu. Tunggul Ametung bermaksud mempersunting Ken Dedes. Ken Dedes
memintanya menunggu karena ayahnya sedang keluar, tetapi Sang Akuwu tidak sabar
akhirnya Ken Dedes dilarikan ke Tumapel dan diperistri. Mengetahui putrinya
diculik, Mpu Purwa marah dan mengutuk siapapun yang mengawini putrinya maka
akan celaka akibat kecantikan Ken Dedes.
Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal bernama Ken Arok.
Tersebutlah saat itu Ken Dedes turun dari kereta dan angin bertiup
mempermainkan kainnya hingga tersingkap. Semua abdinya kontan tertunduk, tetapi
tidak dengan Ken Arok karena ia melihat cahaya di betis junjungannya yang
cantik jelita. Sepulang dinasnya ia segera memacu kudanya menemui gurunya,
seorang begawan dari India bernama Lohgawe. Ken Arok menceritkan apa yang
dilihatnya. Wanita seperti itu adalah seorang Nariswari atau wanita utama yang
akan menurukan raja-raja. Siapapun yang mengawininya akan menjadi maharaja. Ken
Arok tertarik dengan penjelasan Lohgawe dan berniat menyingkirkan Akuwu Tunggul
Ametung.
Singkat cerita Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung
dengan keris kutukan buatan Mpu Gandring dan menjadikan Kebo Ijo sebagai
kambing hitamnya. Saat itu Ken Dedes sedang mengandung anak Tunggul Ametung dan
ia tahu kalau pembunuh suaminya adalah Ken Arok bukan Kebo Ijo. Akan tetapi,
Ken Dedes tetap bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya dan bahkan akhirnya
Ken Arok berhasil menjadi akuwu di Tumapel. Dalam perjalannannya Tumapel
berhasil menjadi besar dan berdirilah kerajaan Singosari tahun 1222. Ken Arok
bergelar Rajasa Sang Amurwabhumi. Sejak saat itu lahirlah dinasti Ken Arok-Ken
Dedes yang menurunkan raja-raja tanah Jawa. Meskipun kerajaan telah
berganti-ganti tetapi tetap keturunan Ken Dedes yang memerintah hingga
sekarang.
Kerajaan Singasari yang berdiri tahun 1222 hingga 1292
diperintah oleh keturunan Ken Dedes, kecuali pada masa singkat, yaitu saat
pemerintahan Tohjaya. Anusapati, Ranggawuni, dan Kertanegara adalah keturunan
Ken Dedes dengan Tunggul Ametung.
Ketika kerajaan Singasari runtuh dan digantikan oleh
kerajaan Majapahit yang berlangsung selama hampir 200 tahun keturunan Ken
Dedeslah yang memerintah. Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit merupakan
keturunan Ken Dedes dengan Ken Arok.
Kerajaan Majapahit digantikan oleh kerajaan Demak. Pemerintah dipegang oleh
Raden Patah, dilanjutkan Adipati Unus, dan diakhiri Sultan Trenggana yang
adalah keturunan Ken Dedes. Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya, dan
tentunya dalam garis keturunan Raden Wijaya.
Kerajaan Demak digantikan kerajaan Pajang yang diperintah oleh Sultan
Hadiwijaya atau Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Jaka Tingkir adalah anak Ki
Ageng Pengging yang merupakan keturunan raja Majapahit sebagaimana Raden Patah.
Mungkin
dengan runtuhnya Pajang digantikan oleh Mataram seakan-akan keturunan Ken Dedes
tidak lagi memerintah di tanah Jawa. Sebab Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senapati, adalah anak dari Ki Gede
Pemanahan , yang bukan keturunan raja. Akan tetapi ternyata Ki Ageng Sela,
kakek buyut dari Sutawijaya adalah keturunan Bondan Kejawan yang adalah putra
dari Prabu Brawijaya juga. Dengan demikiah pada masa Mataram tetaplah keturunan
Ken Dedes yang memerintah di tanah Jawa.
Keturunan
Ken Dedes tetap memerintah hingga kini, karena Kasunanan Surakarta maupun Kasultanan
Jogjakarta sama-sama keturunan Panembahan Senapati. Dan dalam keadaan apapun
kasunanan maupun kasultanan tetap kerajaan karena ada kenaikan tahta dan
peringatan tahta serta ada masyarakat yang mengakuinya sebagai raja.
Betapapun
ada juga beberapa versi sejarah yang mengatakan Ken Dedes adalah wanita pembawa
celaka sesuai kutukan ayahnya, kecantikannya akan membawa celaka. Memang
terbukti untuk mendapatkannya banyak pembunuhan menyertainya. Penguasaan
kekuasaan beserta segala isinya termasuk wanita cantik yang dalam hal ini
wanita hanya diperlakukan sebagai pemuas nafsu.
Meskipun
cantik dan memiliki cahaya Nariswari, tetapi percintaan Ken Dedes tidak bisa
disebut sempurna dari sudut pandang seorang wanita. Pernikahan pertamanya
dengan Tunggul Ametung adalah sebuah keterpaksaan dan dia harus mempersiapkan
hatinya untuk bisa menerima Tunggul Ametung. Disaat sudah mulai menerima
Tunggul Ametung datanglah Ken Arok yang lebih menarik dan membuatnya jatuh
hati. Ketika akhirnya Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok dan Ken Arok akan
memperisterinya ternyata Ken Arok sudah memiliki isteri bernama Ken Umang. Ken
Dedes mengalami jatuh hati sekaligus patah hati.
Akan tetapi
menilik raja-raja Jawa yang berasal dari keturunananya, benarlah bahwa Ken
Dedes wanita dari Panawijen (sekarang Polowijen Malang) ibu dari para raja. Ibu
dari para pemimpin dan penguasa tanah Jawa.
Apakah titel
Nariswari hanya berlaku bagi wanita Panawijen satu itu saja? Tentu tidak. Dalam
konteks sekarang seorang wanita yang menurunkan para raja bolehlah selanjutnya
kita sebut sebagai seorang ibu yang memiliki anak-anak yang kesemuanya menjadi
raja. Raja adalah pemilik kekuasaan tertinggi pada saat itu. Titahnya tidak
dapat ditolak. Untuk sekarang bolehlah dikatakan raja adalah seorang pemimpin.
Seorang yang bisa memimpin, tidak hanya memimpin orang lain tetapi tentu tidak
kalah penting seorang yang mampu memimpin dirinya sendiri. Kemampuan memimpin
diri sendiri adalah kemampuan mengendalikan nafsu dan kemampuan menggunakan
akal dan hati secara seimbang. Ia menjadi raja atas dirinya sendiri. Bukankah
setiap ibu akan memiliki anak yang akan dididik sebagai pemimpin bagi dirinya
dan orang lain. Dan bukankah kemampuan memimpin diri atas nafsu dan memimpin
keseimbangan akal dan hati adalah kemampuan manusia yang tertinggi dan
tersulit. Dan bukankah salah satu peletak dasarnya adalah seorang wanita yang
disebut ibu.
Akupun
seorang wanita, seorang ibu. Ibu dari anak-anakku, para calon raja, calon
pemimpin. Bukan hanya bagi tanah Jawa tetapi bagi ibu pertiwi yang bernama
Indonesia. Aku yakin, akupun seorang Nariswari meskipun bukan bernama Ken
Dedes. Bagaimana dengan Anda?
Bms, 22
Maret 2013; 23:00