Berada di rumah sakit dan dijenguk banyak kawan,saudara,
murid kecilku, owh tak pernah kubayangkan. Tapi itulah yang terjadi. Senangkah
rasanya. Ternyata aku merasa malu. Apa pasal? Nyata sekali kalau aku banyak
merepotkan orang. Mekipun tentunya teman-temanku benar-benar berniat menjenguk,
ingin tahu kondisiku serta mendoakan kesembuhanku tanpa ada niat untuk
mengolok-olok tentunya. Tapi sungguh benar-benar aku merasa merepotkan banyak
orang. Mereka meluangkan waktu dan meluangkan perasaan untuk sedikit bersedih dan
prihatin dengan kondisiku yang benar-benar tergeletak tak berdaya. Benar-benar
tak berdayakah aku? Ah, sebenarnya memang sedang dibuat tak berdaya oleh
keadaan dan dikuatkan oleh dokter. Jangan banyak bergerak tetapi harus berlatih
bergerak, begitu bunyi pesan dokter.
Pun ketika aku sudah pulang ke rumah, tetangga-tetanggaku
yang baik hati banyak yang menjenguk. Kenapa berita itu tersebar sedemikian
luasnya hingga banyak orang yang tahu. Wah malu aku. Padahal lukaku tidak
seberapa sebenarnya. Ah, Cuma luka kecil dan sedikit patah tulang. Tetapi
mereka sedemikian tulus dan dengan penuh doa keprihatinan menjengukku. Ah,
terharu.
Setiap teman, saudara atau tetangga menjenguk dan telah
pulang selalu menyisakan catatan panjang di hatiku. Membuatku merenung
berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Dan menuntutku untuk membaca ‘bekas’ yang
begitu mendalam ini.
Satu hal yang tidak pernah terlewat adalah kasih Tuhan yang
sedemikian besar lewat kepedulian, doa, ketulusan, waktu luang, materi dan lain
hal yang tak bisa kusebut dari mereka untukku. Hal itu membuatku menjadi orang
yang tak memiliki alasan untuk menderita atau harus bersedih dengan kecelakaan
yang menimpaku. Haru, yah itu yang kurasa. Ketulusan, doa yang mengalun syahdu.
Itu nikmat Tuhan tiada terkira.
Selalu, dan selalu kufikirkan, Ya Rabb apa yang bisa
kuperbuat untuk membalas kebaikan mereka. Engkau mengajarkan untuk membalas
kebaikan dengan kebaikan kuadrat alias lebih baik lagi. Sanggupkah aku membalas
kebaikan-kebaikan sebanyak orang itu. Dan apa yang harus kuperbuat supaya
balasanku setimpal dan bahkan lebih baik. Sedang aku tak punya apa-apa. Semua
milikMu, aku tak punya apa-apa. Ya Rabb,, jika kudoakan keselamatan, panjang
umur, rizki yang berkah, rasa syukur yang berlimpah, hidup penuh rahmatMu untuk
mereka cukupkah, layakkah, setimpalkah. Entahlah, hanya Engkau yang bisa
menilai, tetapi hanya itulah yang bisa kulakukan.
Banyumas, 4 maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar