Jumat, 22 Maret 2013

Kado Itu Bernama Lelaki Sederhana



Hari ini aku ulang tahun. Tahun-tahun sebelumnya aku kadang membuat ritual yang kulakukan sendiri. Misalnya aku pernah menguras bak mandi saat jam 12 malam ulang tahunku. Aku pernah naik ke loteng dan melihat bulan semalaman. Pernah juga memotong rambutku hingga cepak. Meskipun aku tidak pernah berharap ada yang menelfonku di malam hari atau mengucapkan selamat tepat jam 00:01 misalnya, aku senang menikmati sensasi sebelum jam 12 malam dan setelah jam 12 malam. Ada hening yang ingin kunikmati sendiri, tanpa gangguan dari siapapun. Hanya ada aku dan Tuhan. Seperti semalam, jam-jam itu kulewatkan dengan berdiam untuk berdoa. Sebuah doa yang panjang. Sebuah rasa syukur yang tak putus-putus. Karena Tuhan mempertemukanku dengan  lelaki sederhana untuk hidupku. Lelaki sederhana yang sangat memberi arti dalam hidupku. Biarlah cukup aku seorang yang memahami pengertian dan definisi lelaki sederhana versiku. Dengarkanlah penuturanku ini.

Lelaki sederhana pertama adalah yang paling lama kukenal. Lelaki inilah yang pertama kali mengajariku untuk menjadi wanita yang tangguh, kuat, tegas, pantang menyerah, bahkan aku menjadi wanita yang tidak mau kalah. Dia mengajariku untuk berani seperti lelaki meskipun aku adalah seorang perempuan. Tekad hidupnya kuat terutama untuk memperjuangkan sesuatu. Dia akan menjadi pribadi yang sangat konsisten dan disiplin. 

Lelaki sederhana kedua adalah lelaki yang membuatku mencintai ilmu. Gilalah terhadap ilmu, begitu selalu pesannya. Aku terpesona akan semangat hidupnya terhadap ilmu. Dia akan mempelajari ilmu apapun yang sedang dibutuhkannya meskipun ilmu itu bertolak belakang dengan ilmu yang telah dikuasai sebelumnya. Mantra yang kerap diperdengarkan padaku adalah sebah syair petikan dalam kitab Ta’lim Al Muta’alim. Likulli yaumin ziyaadatan minal ‘ilmi washbah fii bukhuuril fawaaidi - setiap hari bertambah ilmu dan bergelimang dalam lautan berfaidah. Kenangan favoritku adalah saat ia mengataiku bodoh. Aku senang sekali, karena rupanya aku harus lebih banyak belajar lagi.

Lelaki sederhana ketiga adalah seorang lelaki yang mengajariku untuk menghargai perbedaan. Bahkan dia tinggal di lingkungan yang sangat berbeda dengannya dan ia sangat menghormati tetangga-tetangganya. Hargailah perbedaan karna perbedaan adalah Rahmat Tuhan, itu yang ia dengungkan. Betapapun berbeda pilihannya dengan orang lain, dia menghargai dan semakin menambah keyakinan atas pilihannya.

Ketiga lelaki itu memiliki semangat hidup yang tinggi, seorang pembelajar dan pejuang sejati. Tangguh, kuat, pantang menyerah meskipun aku tahu banyak kecurangan dan kehianatan yang dialami dalam hidupnya. Tetapi mereka tetap tangguh dan semakin kukuh. Namun, tetap memiliki hati yang tulus dan lembut.

Dan masih ada seorang lelaki sederhana lagi. Dia masih muda dibanding yang lainnya. Satu kalimat sederhana untuknya. Dia adalah lelaki sederhana yang berhasil merampas dan memiliki hatiku. Seutuhnya.


Bms, 22 Maret 2013; 11:23

Nb. Aku tidak akan memberitahukan nama-nama mereka. Bolehlah ditebak-tebak, tetapi tebak dihati dan simpanlah dihati. Dan aku akan tetap menyebut mereka dengan sebutan; Lelaki Sederhana.

1 komentar:

  1. semoga lelaki yang terakhir bisa menyempurnakan separuh agamamu mbak.. karena aku juga memiliki rasa yang sama dengan lelaki sederhana kedua.. hidup itu perlu barakah..

    BalasHapus