Kecelakaan yang menimpaku menimbulkan luka-luka fisik yang tidak parah, alhamdulillah. Terbukti hanya setitik darah yang keluar dari luka di badanku. Tetapi sendi
lututku geser dan tulang kecil dibawahnya patah serta sendi pergelangan tanganku
geser dan tulang kecil dibawahnya juga patah. Dan kesemuanya itu pada anggota tubuh
yang sebelah kanan. Pun luka kecil di jidatku letaknya di sebelah kanan. Tubuh
kiriku hanya bagian kepala yang benjol tatapi tidak berdarah.
Siapapun yang kecelakaan tidak meminta patah-patah tulangnya,
ataupun jika patah bolehlah memilih tangannya saja atau kakinya saja. Jika boleh
memilih. Tapi siapa bisa memilih? Patah-patah yang kualami – yang letaknya
badan bagian kanan saja- terlepas mungkin saya terjatuh ke arah kanan atau
bagian kanan tertindih motor atau bagaimanapun tetapi membuatku merenung.
Kenapa semuanya kanan? Dan kenapa dua-duanya perkara sendi yang bergeser dan tulang kecil penyangganya yang patah. Kenapa?
Kalau mau kupas-paskan tangan dan kaki adalah anggota badan
untuk bergerak, bertindak maka aku diminta untuk berhati-hati dan kenapa semua
sendi nya bergeser. Bukankah tanpa sendi tangan atau kaki kita jadi tidak luwes
dan fleksibel untuk bergerak? Rupanya aku diminta hati-hati nantinya jika mau
bertindak harus bisa luwes bergerak dan bisa diterima berbagai kalangan.
Kenapa kepalaku selamat bahkan hanya benjol. Alhamdulillah
tentunya. Organ pelindung akal ku masih utuh sehingga akalku pun masih baik dan
tentunya ini suatu kesempatan bagiku untuk bisa berdarma bakti lebih baik, lebih
ditata akalnya serta diselaraskan tingkah lakunya. Tidak hanya mengedepankan
tindakan tetapi benar-benar dipikir matang serta dibarengi tindakan yang tepat.
Ah, siapa pula yang mengatur lukaku sedemikian filosofis.
Banyumas, 5 maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar