Jumat, 19 April 2013

Vonis Kematian

Hidup penuh dengan ketidakpastian. Setujukan dengan kalimat tersebut? Saya setuju. Saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hari esok, meskipun semua rencana hari esok sudah saya susun rapi termasuk kapan rencana itu akan saya lakukan dan dimana rencana tersebut akan saya laksanakan. Namun tetap saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hari esok. Apakah sesuai dengan rencana saya. Alangkah menyenangkannya jika hari esok telah pasti. Sehingga apa yang akan saya kerjakan menjadi semakin jelas dan semakin fokus. Saya tidak perlu tegoda untuk berhenti atau menoleh kesana kemari jika ada hal-hal yang menggiurkan dalam perjalanan. Semua telah pasti dan telah saya rencanakan jadi saya hanya perlu fokus. 

Seseorang yang divonis hidupnya tinggal 3 bulan lagi karena kanker ganas yang tidak bisa dikompromi lagi membuat perencanaan hidup untuk 3 bulan kedepan. Dia rancang hari-harinya selama 3 bulan kedepan. Hal apa saja yang harus dikerjakan, kebaikan apa yang harus ditinggalkan sebelum mati. Dia menjadi sedemikian optimis dengan hidupnya yang tinggal bilangan bulan. Tidak segan-segan untuk berbuat kebaikan senyampang masih ada waktu. Begitu serius dan fokus hidupnya untuk 3 bulan itu. Tidak pernah sekalipun waktu terbuang sia-sia.

Dan saya akan berkata betapa beruntungnya orang yang memiliki penyakit parah dan divonis hidupnya tidak lama lagi. Seseorang yang telah tahu jatah usianya kapan akan berakhir. Itu bukan hal yang mudah, menakutkan, akan tetapi ketika telah menerimanya sebagai suatu kepastian Tuhan justru hal tersebut menjadi lebih mudah dan indah. Hidupnya menjadi lebih fokus dan terarah.

Banyumas, 19 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar