Kamis, 18 April 2013

Sebungkus Eksistensi




Saat sakit, aku mendapatkan dua bingkisan. Bentuk perayaan atas sebuah eksistensi. Aku terharu mendapatkannya. Sebuah buku kumpulan puisi hujan “ Ada Hujan Turun Pelan-Pelan” dari seorang penyair perempuan Ria AS. Sekumpulan lirik manis dan rima puitik. Anak Rohani pertamanya telah lahir. Aku senang sekaligus berang. Senang karena anaknya bisa lahir dengan normal, sehat dan tidak cacat. Proses persalinan pun berjalan lancar. Kondisi ibu dan bayi pun sehat. Namun hal itu membuatku berang, karena anak rohaniku belum juga terlahir padahal benih telah ditanam. 

Bingkisan kedua datang dari seorang perempuan juga. Sebuah bingkisan cantik dari toko online Istana Tsabita yang dikelolanya. Ini pun merupakan hasil kerja kerasnya. Meskipun ia tetap berharap bisa memiliki anak rohani dalam bentuk buku, tetapi apa yang sudah dihasilkan dari toko onlinenya merupakan sebentuk eksistensi yang belum kumiliki. Aku senang sekaligus terharu. Akhirnya eksistensinya telah mewujud. Meskipun eksistensi yang bukan dikehendaki. Dan aku masih menunggu anak rohaninya dalam wujud buku. Buku karya Tsabit Pramita.

Kawan, pada suatu hari nanti tunggulah bingkisan dariku. Perwujudan dari adaku. Sebentuk eksistensi yang tidak mewah tetapi sangat berarti. Sebuah anak rohani yang masih berbentuk janin. Janin yang masih kusemai dan kurawat keberadaannya. Doakanlah proses kelahirannya lancar nantinya. Dan tunggulah ia akan mengunjungi kalian. Tunggulah kawan,,


Banyumas, 13 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar