Saat sakit, aku mendapatkan dua bingkisan. Bentuk perayaan
atas sebuah eksistensi. Aku terharu mendapatkannya. Sebuah buku kumpulan puisi
hujan “ Ada Hujan Turun Pelan-Pelan” dari seorang penyair perempuan Ria AS. Sekumpulan
lirik manis dan rima puitik. Anak Rohani pertamanya telah lahir. Aku senang
sekaligus berang. Senang karena anaknya bisa lahir dengan normal, sehat dan
tidak cacat. Proses persalinan pun berjalan lancar. Kondisi ibu dan bayi pun
sehat. Namun hal itu membuatku berang, karena anak rohaniku belum juga terlahir
padahal benih telah ditanam.
Bingkisan kedua datang dari seorang perempuan juga. Sebuah bingkisan
cantik dari toko online Istana Tsabita yang dikelolanya. Ini pun merupakan
hasil kerja kerasnya. Meskipun ia tetap berharap bisa memiliki anak rohani
dalam bentuk buku, tetapi apa yang sudah dihasilkan dari toko onlinenya
merupakan sebentuk eksistensi yang belum kumiliki. Aku senang sekaligus
terharu. Akhirnya eksistensinya telah mewujud. Meskipun eksistensi yang bukan
dikehendaki. Dan aku masih menunggu anak rohaninya dalam wujud buku. Buku karya Tsabit Pramita.
Kawan, pada suatu hari nanti tunggulah bingkisan dariku. Perwujudan
dari adaku. Sebentuk eksistensi yang tidak mewah tetapi sangat berarti. Sebuah anak
rohani yang masih berbentuk janin. Janin yang masih kusemai dan kurawat
keberadaannya. Doakanlah proses kelahirannya lancar nantinya. Dan tunggulah ia
akan mengunjungi kalian. Tunggulah kawan,,
Banyumas, 13 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar